Friday 19 October 2018

Penyebab Blog Belum Memenuhi Syarat Untuk Google Adsense

Sumber : carapedia77.blogspot.com

PENYEBAB BLOGS BELUM MEMENUHI SYARAT UNTUK GOOGLE ADSENSE

Google Adsense adalah salah satu program PPC (Pay Per Clicks) yang paling diminati.Namun untuk mengikuti program tersebut dewasa ini memang sangat susah.Banyak aturan dan syarat yang harus dipenuhi untuk dapat menjadi bagian dari penayang iklan atau publisher dari google tersebut.

Mungkin bagi yang sudah lama berkecimpung dalam dunia blogging,masalah tersebut bukanlah menjadi hal yang serius.Akan tetapi bagi yang baru mengenal blog dan seluk beluk didalamnya (seperti saya),kebijakan dari google memang dirasa cukup membuat pusing bahkan terkadang sampai patah semangat (tetapi alhamdulillah tidak sampai bunuh diri).Ok,saya mengerti dan memahami karena google memang sebuah perusahaan yang besar dan professional,oleh karenanya kita harus benar-benar mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik sebelum memutuskan menjadi bagian dari google tersebut,karena tentunya pihak google tidak sembarangan dalam merekrut pihak-pihak yang akan menayangkan iklan mereka.

Untuk mengetahui apakah sebuah blog yang akan didaftarkan telah memenuhi persyaratan adsense,terlebih dahulu kita harus mengaktifkan fitur adsense pada blog.Dan bagi Anda yang mungkin masih bingung caranya,ikutilah langkah-langkah di bawah ini.

1. Login ke dashboard akun Anda

2. Pilih 'Setelan' lalu pilih 'Bahasa dan pemformatan'

3. Pada kolom Bahasa Anda pilih 'Ingggris (Inggris)-English (United Kingdom),lalu klik simpan.

4. Refresh halaman dashboard blog Anda,maka pada dashboard tersebut telah terdapat menu 'Penghasilan' dan dibawahnya ada tulisan 'Adsense'

5. Jika tombol 'Mendaftar Adsense' pada blog Anda belum aktif,itu karena blog Anda belum memenuhi persyaratan dari pihak google.



Apakah yang harus dilakukan?


Belum aktifnya fitur 'Mendaftar Adsense' pada blog yang Anda kelola dikarenakan masih ada beberapa hal yang belum memenuhi kriteria dari pihak google.Untuk itu ada baiknya Anda memperhatikan hal-hal berikut ini :

A. Umur Blog


Sudah berapa lamakah Anda menulis Blog? 1 bulan atau 2 bulan? Untuk saat ini dari pihak google memberikan kebijaksanaan bahwa pengelola blog yang berasal dari China dan India (mungkin termasuk Indonesia dan negara lain di Asia) blog harus mempunyai umur minimal 6 bulan ketika akan didaftarkan untuk mengikuti program google Adsense.

Jika usia blog Anda belum mencapai kriteria tersebut,ada baiknya tunda dulu keinginan Anda untuk mendaftar google adsense.Sembari menunggu waktu,Anda bisa terus menulis Artikel untuk memperbanyak postingan pada blog dan meningkatkan jumlah visitor blog Anda.Jadi,tidak perlu terburu-buru.

B. Usia Anda


Pihak google memberikan kebijakan bahwa yang dapat mengikuti program adsense adalah seseorang yang telah berusia 18 tahun ke atas.Tetapi bagi Anda yang belum mencapai usia tersebut tidak perlu khawatir karena Anda dapat menggunakan nama orang lain,misalnya saudara yang telah mencapai umur agar dapat berpartisipasi dalam program tersebut.

C. Perhatikan Konten Blog


Salah satu alasan mengapa google menolak blog Anda untuk menjadi bagian dari google adsense mungkin dikarenakan karena blog yang Anda kelola tidak sesuai dengan kebijakan google,salah satunya yaitu mengenai konten atau isi blog.Google sangat tidak menyukai konten blog yang mengajak kekerasan,menyinggung dan memojokkan pihak tertentu,serta konten yang membahas p*r*o*r*f*,c*a*k,dan d*u*s.Oleh karena itu perhatikan baik-baik konten yang Anda tulis.

D. Blog Masih Dalam Tahap Maintenance


Yang dimaksud dalam hal ini adalah jika blog yang Anda kelola belum 100% beres,misalnya saja template yang masih acak-acakan,belum adanya navigasi yang memudahkan visitor dalam mengakses blog Anda.Oleh karenanya selesaikan dahulu hal yang berkaitan dengan sebuah template,karena hal ini juga penting.Buatlah navigasi untuk mempermudah pengunjung dalam menjelajahi blog Anda.Buatlah menu About,Contact,Privacy Policy dan Sitemap.Selain memudahkan pengunjung,elemen tersebut juga dapat membuat blog yang Anda kelola lebih terkesan profesional.

Thursday 18 October 2018

Joule Thief Royale-V2 Mini Inverter

Sumber : https://espelima.blogspot.com

Joule Thief Royale-V2 mini inverter

Menyalakan lampu LHE Led ber-Driver sekarang bukanlah hal sulit, meski hanya dengan input satu buah Batterey 1,5v.

membuat rangkaian joule thief royale-v2 mini inverter lampu darurat
Joule thief Royale-v2 mini inverter


Rangkaian Joule thief dari dulu hingga sekarang sungguh sangat cepat perkembangannya, bukan bulanan, tapi setiap hari selalu saja ada hal baru yang bisa temukan sebagai kemajuan kemampuannya.

Seperti pada postingan saya sebelum nya, yaitu Joule thief Royale 1,5v yang bisa menghidupkan lampu LHE Led 220v ac yang memiliki internal Driver dalam fittingnya hanya dengan Batterey 1,5v dc.

dari situ kemudian berkembang dengan Rangkaian Joule thief Royale-V2 1,5v to 220v ac led light yang akan saya bagikan pada kesempatan kali ini.

Sobat, tentu dalam merangkai sebuah circuit tidak lepas dari kesulitan yang bisa timbul, entah itu masalah komponen yang di gunakan, pembacaan jalur skema, dan juga ketelitian dalam proses penyambungan/soldering.

maka dari itu, pada tahap pertama yang harus kita lakukan adalah memeriksa kesehatan dari komponen yang akan kita gunakan.

  •  transistor 
transistor yang kita gunakan di sini adalah type NPN.
D882 pinout
D882 pin out
pastikan bahwa Tr D882 yang di gunakan masih dalam keada'an yang baik, dengan melakukan test dengan avo metter di antara kaki-kaki nya.



    dioda her207
    Diode HER2o7
  • Dioda
dioda pastikan tidak jebol, dalam artian masih baik. Dengan mengetest polaritas nya menggunakan Avo 



  •  trafo 
trafo yang di gunakan adalah trafo bekas trafo charger hp. trafo ini menjadi sangat menentukan berhasil tidaknya project kita nanti.

pastikan bahwa kaki trafo ini masih memiliki Resistensi/ nilai hambatan yang baik, sebagaimana seharusnya. Untuk trafo charger yang biasa(bukan bawa'an hp), yang biasanya berwarna Merah, Biru, Hijau, Kuning pada pita ferrite dan isolator tip nya, biasanya utk Ns/skunder antara 7 - 10 ohm,. Sedangkan Np (primer), Nf (feedback) nya kurang dari 1 ohm.

  • Resistor, elco, kapasitor, pastikan saja nilainya sesuai dengan yang di rekomendasikan dan juga dalam kondisi yang masih baik.


Setelah komponen siap, selanjutnya perhatikan dan pelajari Skema dengan seksama.

skema joule thief 1,5v to 220vac
joule thief royale-v2 mini inverter

Part list ;

  1. R1. 68 ohm
  2. C1. 1000 uf 10v
  3. C2. 100nf
  4. D1. D2. HER207 - fr207
  5. D3. 1N4007
  6. Transistor npn D882
  7. E ferrite transformer 6 kaki exs charger hp
  8. batterey 1,5v , Led light 220vAc


Berikut skema Joule Thief Royale-V2yang menggunakan trafo charger hp ori/bawa'an hp.


membuat joule thief royale v2 mini inverter
joule thief royale v2 dgn trafo hp ori


 Dan berikut juga saya sertakan skema yang menggunakan trafo  traveller charger/charger hp pengganti / bukan bawa'an hp.
membuat rangkaian joule thief royale v2 mini inverter
joule thief royale-v2 mini inverter


Joule thief Royal-v2 mini inverter ini merupakan jalan pintas untuk bisa menyalakan lampu led 220vAc berdriver atau yang bermerek.

hal ini karena frekwensi yang singkron/serasi dengan driver yang berada dalam fitting lampu lhe tsb. jadi tidak ada yang istilahnya "misteri" ya.....

Meskipun demikian, lampu led berdriver ini juga akan memakan daya batterey lebih besar pula jika di bandingkan dengan lampu led 220vAc yang biasa (abal2) yang lebih murah meriah harganya.

karena itu, saya sarankan untuk menggunakan lampu led yang abal-abal saja, jika mau memakainya utk penerangan darurat agar lebih hemat.

Seperti sudah saya sampaikan di awal tadi, Rangkaian joule thief royale-v2 mini inverter ini memang di seting untuk bisa di gunakan dengan batterey AA atau AAA 1,5v dc,

Namun demikian, jika memang ingin menggunakan rangkaian ini sebagai mini inverter untuk lampu darurat, sebaiknya menggunakan batterey type D 1,5v atau batterey 1,5v yang berukuran jumbo.

Selain karena batterey type D memiliki kapasitas yang lebih besar, sehingga lampu akan lebih terang dan durasi nyala nya pun bisa jauh lebih lama.

  " Bro...bagaimana jika saya ingin menyalakan dengan input batterey 3,7v ? "

  Tentu bisa saja, tapi di besarkan juga nilai Resistor nya juga. ya....antara 220 ohm - 1kohm.

karena rangkaian ini jika di input dgn 3,7v, dan R 100 ohm saja, maka kita sudah bisa melihat lhe cfl berdriver 5 watt phillips berpendar.

Dan jika lampu led Abal2 ataupun yang berDriver yang kita pasang dengan input 3,7v, Maka bisa sobat buktikan dan bandingkan dengan yang langsung dari line PLN.

Ok dech sob, sepertinya sudah panjang bahasan tentang rangkaian Joule thief Royale-v2 mini inverter kali ini. Seperti biasa...coba praktekan dulu, baru jika ada kesulitan....kita "ngobrol", 

Demikian yang dapat saya bagi pada kesempatan dan tempat yang indah ini, Semoga bisa menambah koleksi pengetahuan kita tentang  circuit of joule thief royale-v2 mini inverter.

Ionizing Radiation Detector

Sumber : https://1iq4id.blogspot.com

Cara Membuat Pendeteksi Radiasi Peng-ionisasi Menggunakan Photodiode
Ionizing Radiation Detector adalah suatu alat yang dapat mengukur suatu radiasi yang bersifat pen-gion. Radiasi peng-ion adalah suatu gelombang elektromagnetik berenergi tinggi, biasanya meliputi sinar ultraviolet keras, sinar-X, sinar gamma, dan sinar kosmik. Bisa diartikan sebagai partikel gelombang elektromagnetik yang berenergi >10keV.
     Radiasi peng-ion, dari namanya dapat diartikan bahwa partikel ini bersifat mengionisasi suatu atom, dimana elektron dari atom tersebut dapat berpindah tingkatan/terlempar dari atom itu sendiri. Sehingga dapat menyebabkan pecah/rusaknya senyawa-senyawa. Beberapa senyawa penting termasuk DNA, dapat pecah olehnya. Jika DNA sampai pecah, akan memberikan efek yang sangat buruk. Seperti kanker, cacat, keguguran, bahkan kematian. Biasanya radiasi tersebut dapat bersumber dari bijih uranium/pitchblende, Reaktor nuklir, sebagian dari cahaya matahari, sinar-X/Rontgen, dan lain-lain.
     Radiasi peng-ion salah satunya adalah sinar gamma yang biasa dihasilkan oleh zat radioaktif. Sebagai contoh adalah Uranium. Uranium dan beberapa zat radioaktif lainnya menghasilkan beberapa partikel peng-ion, yaitu partikel Alpha, Beta, dan Gamma. Partikel Alpha terdiri dari 2 proton dan 2 netron atau dapat dikatakan sebagai inti atom helium tanpa kedua elektronnya, sehingga bermuatan positif. Partikel ini dapat dihentikan oleh selembar kertas/udara sejauh beberapa cm, sehingga kulit pun dapat menghentikannya dengan mudah. Partikel Beta terdiri dari 1 elektron sehingga bermuatan negatif. Partikel ini bersifat lebih kuat. Dapat dihentikan oleh selembar logam aluminum setebal 1mm atau beberapa puluh cm di udara, tetapi dapat menembus ke daging manusia tetapi tak sampai ke tulang & organ-organnya. Sekarang Sinar Gamma, partikel inilah yang paling kuat. Partikel sinar gamma terdari partikel foton murni, tidak bermassa dan tidak bermuatan, hanya membawa energi, sehingga dia memiliki kekuatan menembus yang kuat. Partikel ini dapat dihentikan dengan logam timbal setebal beberapa cm dan beberapa meter di udara, bahkan sebanyak 0,1%nya mencapai jarak 5 Km di udara. Partikel yang satu ini dapat menembus tubuh manusia hingga mencapai tulang & organ-organnya, ini disebabkan karena sinar gamma berenergi 100 kali lebih kuat dari sinar-X. Jadi, radiasi yang paling berbahaya adalah sinar Gamma, karena ia dapat merusak DNA tubuh manusia dengan mudah.
     Maka dari itu, kali ini saya akan memeberikan artikel cara membuat alat pengukur radiasi peng-ionisasi, yang dapat membantu kita dalam kehidupan sehari-hari dan mendeteksi keberadaan radiasi peng-ion yang sangat berbahaya. Simak baik-baik ya Teman".

Siapkan alat dan bahan
1. Photodioda
2. Multimeter
3. Pipa Aluminum
4. Selotip listrik hitam
5. Kabel & Kabel jumper
6. Breadboard kecil
7. Gunting
8. Sampel sumber radioaktif

Cara membuatnya
     Sekarang, siapkan photodioda. Saya membelinya secara online, linknya ada Disini. Jika sudah, buatlah detektornya. Pertama tama, siapkan photodioda dan kabel jumper. Potong tengah-tengah dari kabel jumper. Kemudian kupas karet pembungkusnya. Hubungkan pada kedua kaki photodioda. Masukkan photodioda tadi ke dalam pipa. Pipa aluminum tersebut saya mendapatkannya dari laser mainan bekas. Keluarkan semua baterai dan isi dari laser tersebut. Sisakan kabel sepanjang sekitar 5-10 cm diluar. Tutup semua ujung/celah pipa menggunakan selotip listrik hitam dengan sangat rapat hingga tak ada cahaya yang bisa masuk. Karena cahaya dapat sangat mempengaruhi ketelitian detektornya. Akhirnya, detektor tersebut berhasil kita buat.
     Sekarang, kita tinggal menghubungkan detektor tadi dengan multimeter. Jadi, cara kerja dari alat ini sama halnya dengan sel surya, tetapi photodioda lebih canggih. Setiap kali ada gelombang elektromagnetik (sinar tampak, sinar gamma, dll) yang mengenai permukaan photodioda akan menghasilkan listrik. Listrik tersebut dialirkan ke multimeter untuk diukur seberapa besar listrik yang dihasilkan. Semakin banyak radiasi, maka semakin banyak pula listrik yang dihasilkan dan dideteksi oleh multimeter. Kembali ke pembahasan cara pembuatan tadi. Cara menghubungkannya yaitu hubungkan detektor ke breadboard, dan breadboard ke multimeter menggunakan beberapa kabel jumper. Jangan lupa pula untuk menyetel multimeter ke arah volt dc 200 mV. Jika sudah, maka detektor kita siap untuk digunakan.
     Sampel radioaktif yang dapat kita gunakan adalah jam tahun 1970 an, bijih uranium, smoke detector, thorium lantern, tritium, uranium glass, dll. Sebagai sampel, saya menggunakan jam tahun 70 an tersebut karena mudah didapat. Apalagi di toko antik, akan sangat mudah untuk didapatkan. Akan saya jelaskan dulu, seperti artikel saya yang kemarin (dapat dibuka disini), jam tangan tersebut mengandung radium yang masih bersifat radioaktif karena radium berasal dari peluruhan uranium. Radium digubakan pada jam tangan karena ia menghasilkan efek radioluminesence seperti tritium. Dimana ketika partikel radioaktif mengenai zat fluorescent(fosfor) maka, akan menghasilkan cahaya yang berguna pada saat kegelapan. Kini, karena telah diketahui bahwa zat tersebut berbahaya dan bersifat radioaktif maka, penggunaan radium pada jam tangan telah dihentikan. Sumber radioaktif yang saya gunakan kali ini adalah jam nenek saya yang sudah tidak terpakai, dari tahun 70an juga. Saya juga mengecek keberadaan radiasi pada jam tangan analog modern saya sendiri. Saya terkejut dengan hasilnya, sebenarnya jam tangan yang masih saya pakai setiap hari ini menghasilkan radiasi juga.
     Demikian yang dapat saya sampaikan kali ini. Bila ada kata-kata yang salah atau kurang berkenan mohon dimaafkan. Semoga ilmu yang telah saya sampaikan dapat bermanfaat bagi kita semuanya. Terima kasih telah mengunjungi blog ini. Jangan lupa ikuti akun Google+ saya ya, agar bisa mendapatkan pemberitahuan tentang informasi update terbaru, ok?